Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Mozaik dan Lukisan Rindu

karya : Ria Dyan Rahayu Lentera itu menyala redup. Mungkin karena tertiup angin atau minyaknya yang sudah habis. Udara dingin terasa menusuk meski hari belumlah gelap. Ayah berjalan pelan keluar dari kamarnya. Ia masih mengenakan sarung dan peci kesukaannya. Ia kemudian menghampiriku, duduk tepat di sebelahku yang sedang membuat sketsa. Hal ini menjadi pekerjaanku setiap hari sehabis pulang sekolah. Pekerjaan ini aku pakai untuk mengurangi beban finansial Ayah dan Bunda. “Wita,” ucap Ayah. Suaranya agak berat. “Iya, Yah?” “Sudah shalat?” “Sudah, Yah.” “Kenapa nggak tidur kalau gitu?” “Iya, Yah pasti Wita nanti tidur kok. Ayah sendiri kenapa belum tidur? Bunda sudah tidur emangnya?” “Ya udah. Ayah masih nunggu Bunda tuh lagi nyuci.” “Oh..” jawabku sambil merapikan beberapa kertas yang sudah jadi. “Jangan memaksa diri ya, Wit. Biar ndak sakit.” “Iya Ayah bawel. Ini Wita mau tidur kok.” “Ya udah, selamat tidur. Ayah mau nyusul Bunda ya.” “Iya Yah, seman